Solusi Meroke Tetap Jaya Tingkatkan Produktivitas Sawit

May 16, 2019
Solusi Meroke Tetap Jaya Tingkatkan Produktivitas Sawit

Perkebunan sawit di Indonesia saat ini berfokus kepada peningkatan produktivitas, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Karena itulah, para pelaku sawit diharapkan dapat melakukan berbagai upaya, di antaranya menggunakan bibit sawit genetik unggul dan menerapkan Best Management Practices (BMP), salah satunya pemupukan. Marketing Manager PT Meroke Tetap Jaya, Catur Dian Mirzada, mengatakan pemupukan adalah upaya yang tepat agar sawit berproduktivitas tinggi, terlebih jika tanaman menerima asupan pupuk terbaik.

 

"Selain benih yang bagus, tanaman dapat berproduktivitas tinggi dan tahan penyakit asalkan menerima asupan pupuk terbaik. Tanpa dukungan pupuk yang berkualitas, sulit rasanya bagi tanaman sawit untuk mencapai potensi genetik terbaiknya,” kata pria lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1994 ini.

 

Di perkebunan sawit, tren pemupukan sudah mengarah kepada penggunaan pupuk majemuk. Catur mengatakan saat ini, baik pengusaha maupun petani mengurangi pupuk tunggal, lalu beralih ke pupuk majemuk. Peralihan ini untuk mengejar target pola pemupukan yang lengkap selama setahun.

 

Sebagai perusahaan pupuk nasional, PT Meroke Tetap Jaya memiliki produk unggulan untuk sawit, yaitu Korn Kali+B (KKB). Pupuk ini merupakan kombinasi terbaik dari MOP/KCl (mengandung Kalium), SoluMAG (mengandung Magnesium dan Sulfur), dan Boron dalam bentuk Sodium Borat.

 

Hara yang terkandung dalam KKB sepenuhnya larut dalam air, sehingga langsung tersedia bagi tanaman. KKB memastikan penyerapan dan penggunaan K, Mg, dan B yang efektif oleh tanaman karena distribusi hara yang merata pada setiap aplikasi. Sehingga, pengguna dapat lebih efisien dalam penggunaan Boron. Sebab, setiap butir KKB sudah mengandung 0,8 persen Boron. Hara mikro ini jika diaplikasikan secara tunggal, penyebarannya akan sulit merata di tanah. Dengan aplikasi KKB, maka penyebaran Boron di tanah pun akan lebih merata.

 

 

Dengan aplikasi 4,5-6 kg/pokok/tahun KKB yang dibagi dalam 2-3 kali pemberiannya akan mencukupi kebutuhan tahunan dari K, Mg, dan B pada Tanaman Menghasilkan (TM). Penyebaran hara yang lebih merata pada setiap aplikasinya akan menjamin tingginya hasil produksi yang dapat dicapai pada setiap tahunnya. Setiap 4,5 kg KKB setara dengan 3kg MOP/KCl+1kg SoluMAG+75g Borate. Ini rasio kebutuhan umum yang dipakai oleh perkebunan sawit.

 

"Dengan memberikan pupuk Korn-Kali+B, sudah tercukupi kebutuhan unsur Mg, K dan B. Setelah itu, petani dapat menambahkan fosfat bisa dari TSP atau RP sebagai asupan hara Phosphate (P) dan Nitrogen (N) dari Urea atau ZA. Lengkaplah semua kebutuhan hara makro untuk tanaman. Ini artinya, kami merapikan kebutuhan jenis pupuk yang dipakai. KKB ini dapat dikatakan more than just MOP/KCl,” ujar Catur yang sudah menggeluti dunia pertanian lebih dari 20 tahun.

 

Keunggulan KKB di antaranya, meningkatkan produksi karena unsur hara diberikan dalam kondisi seimbang, dan menekan biaya tenaga kerja bila dibanding dengan cara konvensional. Karena dua keunggulan tersebut, Catur mengatakan saat ini banyak perusahaan perkebunan besar dan rakyat di seluruh Indonesia yang sudah memakai KKB.

 

KKB ini sangat tepat untuk pencampuran dengan jenis pupuk lain dalam volume yang lebih besar. Sehingga, kualitas hasil panen lebih besar dan mengkilap,” jelasnya.

Berita Lainnya