Jangan Abaikan! Kekurangan Zat Besi Bisa Hambat Pertumbuhan dan Fotosintesis Tanaman
May 30, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Kekurangan zat besi pada tanaman memberikan dampak yang cukup serius terutama pada proses fotosintesis. Zat besi merupakan unsur mikro penting yang berperan dalam sintesis klorofil, pigmen hijau yang bertugas menangkap cahaya matahari untuk diubah menjadi energi. Tanpa zat besi yang cukup, produksi klorofil menurun sehingga fotosintesis tidak berjalan optimal dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Gejala paling umum dari kekurangan zat besi adalah klorosis, yaitu penguningan daun yang biasanya dimulai pada daun muda. Daun yang mengalami klorosis berubah menjadi hijau pucat atau kuning, sementara urat daun tetap hijau. Kondisi ini menandakan gangguan produksi klorofil dan menurunnya kemampuan tanaman dalam menangkap cahaya untuk fotosintesis.
Selain klorosis, kekurangan zat besi juga menyebabkan penurunan kadar klorofil secara keseluruhan dalam daun. Penurunan ini secara langsung mengurangi efisiensi fotosintesis, sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan energi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Akibatnya, tanaman menjadi lemah dan tidak optimal dalam proses metabolisme.
Dampak selanjutnya adalah pertumbuhan tanaman yang terhambat. Tanaman yang kekurangan zat besi sering mengalami pertumbuhan lambat, kerdil, bahkan bisa terhenti. Hal ini karena energi yang dihasilkan dari fotosintesis tidak mencukupi untuk menunjang perkembangan jaringan dan organ tanaman secara normal.
Kekurangan zat besi juga memengaruhi kesehatan akar tanaman. Akar yang tumbuh lemah dan tidak optimal membuat penyerapan air dan nutrisi dari tanah menjadi kurang efektif. Kondisi ini memperburuk keadaan tanaman secara keseluruhan karena tanaman kekurangan bahan baku penting untuk proses fisiologisnya.
Selain itu, daun yang kekurangan zat besi dapat mengalami bercak coklat dan nekrosis pada tahap lanjut. Bercak-bercak ini menandakan kematian jaringan daun yang dapat menyebar dan menyebabkan daun rontok. Jika tidak segera diatasi, tanaman bisa mengalami kematian cabang bahkan seluruh tanaman bisa mati kekeringan.
Kekurangan zat besi juga berdampak pada hasil panen. Tanaman yang tumbuh kurang sehat dan mengalami gangguan fotosintesis biasanya menghasilkan buah, sayur, atau biji yang lebih kecil, kualitasnya menurun, dan jumlahnya berkurang. Hal ini tentu merugikan petani dan mengurangi produktivitas pertanian.
Penyebab kekurangan zat besi biasanya berkaitan dengan kondisi tanah, seperti tanah berkapur atau tanah dengan pH tinggi yang membuat zat besi sulit diserap akar. Selain itu, drainase yang buruk dan pencucian unsur hara pada tanah juga dapat menyebabkan zat besi menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Untuk mengatasi kekurangan zat besi, pemupukan dengan pupuk yang mengandung zat besi sangat dianjurkan. Beberapa rekomendasi seperti MerokeMIKRO Fe-EDDHA 6%, pupuk mikro besi berbentuk kelat EDDHA yang mudah larut dan cepat diserap tanaman sehingga efektif memperbaiki kekurangan zat besi. Selain itu, ada juga MerokeMIKRO Fe-EDTA 13%, pupuk mikro besi yang cocok untuk berbagai tanaman dan dapat diaplikasikan melalui penyemprotan daun, kocoran ke tanah, atau sistem hidroponik. Pupuk lain seperti MerokeFITOFLEX juga membantu memenuhi kebutuhan unsur mikro lengkap termasuk besi, sehingga mendukung kesehatan dan produktivitas tanaman secara menyeluruh.
Kekurangan zat besi tidak hanya mengganggu fotosintesis tetapi juga mempengaruhi seluruh aspek pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Penggunaan pupuk zat besi membantu memperbaiki pembentukan klorofil dan meningkatkan efisiensi fotosintesis. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh lebih sehat, lebih tahan terhadap stres lingkungan, dan menghasilkan panen yang lebih berkualitas. Pemupukan yang tepat dan teratur sangat penting untuk menjaga ketersediaan zat besi dalam tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.