Waspada! Ini Tanda Kelapa Sawit Kekurangan Magnesium Sebelum Terlambat!
July 24, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Pernah lihat daun kelapa sawit di kebun tiba-tiba jadi kuning dan kering, terutama bagian daun yang sudah tua? Hati-hati, itu bisa jadi tanda kalau tanaman kekurangan magnesium (Mg), lho! Magnesium adalah salah satu unsur hara makro penting yang sangat dibutuhkan kelapa sawit untuk tumbuh sehat dan menghasilkan buah dengan optimal. Kekurangan unsur ini jangan dianggap remeh karena bisa menurunkan hasil panen secara signifikan.
Gejala defisiensi magnesium pada kelapa sawit cukup khas dan cukup mudah dikenali. Biasanya, daun-daun tua yang langsung terkena sinar matahari akan berubah warna menjadi kuning pucat hingga terang, sementara urat daun tetap berwarna hijau. Seiring waktu, warna kuning ini semakin jelas dan daun mulai mengering atau berubah menjadi orange “orange frond”. Jika kekurangan magnesium semakin parah, daun yang menguning dan mengering tersebut tidak bisa pulih dan menghambat proses fotosintesis tanaman.
Apa yang menyebabkan tanaman kelapa sawit kekurangan magnesium? Salah satu penyebab utama adalah ketidakseimbangan hara di dalam tanah, khususnya ketika pupuk kalium (K) dan nitrogen (N) digunakan secara berlebihan. Kondisi ini menyebabkan magnesium sulit diserap oleh akar tanaman karena adanya persaingan antar unsur hara (antagonisme). Selain itu, kadar magnesium di dalam tanah yang rendah, terutama kurang dari 0,3 cmol/kg, serta curah hujan yang tinggi yang mencuci unsur Mg dari tanah, turut memperparah defisiensi.
Dampak kekurangan magnesium terhadap tanaman sangat signifikan. Selain gejala daun kuning dan mengering, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan ukuran daun pun mengecil. Hal ini jelas mengurangi daya fotosintesis sehingga berpengaruh langsung pada produksi buah sawit yang berkurang dan rendemen minyak yang menurun. Jika kondisi ini dibiarkan, bahkan kematian tanaman bukan hal yang mustahil.
Lalu, bagaimana cara mengatasi defisiensi magnesium ini secara efektif? Pertama, gunakan pupuk yang mengandung magnesium, seperti SoluMAG, ESTA Kieser-MAG atau Meroke KKB, yang dapat diserap dengan cepat oleh tanaman. Kiserit atau MgSO4 juga sangat direkomendasikan karena memberikan reaksi cepat, terutama pada kasus defisiensi berat. Yang perlu diperhatikan, dolomit meskipun mengandung Mg, reaksi pelarutannya lebih lambat sehingga kurang efektif untuk perbaikan langsung.
Selanjutnya, penting juga untuk menghindari pemupukan N dan K secara berlebihan tanpa disertai Mg karena hal ini justru dapat memperparah defisiensi. Pemeliharaan tanah dengan penambahan bahan organik, seperti janjang kosong dan pelepah sawit yang disusun dengan benar, membantu menjaga keseimbangan unsur hara dalam tanah sehingga penyerapan magnesium oleh tanaman menjadi lebih optimal.
Penanganan yang cepat dan tepat sangat menentukan keberhasilan pemulihan tanaman kelapa sawit yang kekurangan magnesium. Walaupun daun yang sudah kuning dan kering tidak dapat kembali hijau, tunas baru dari tanaman akan tumbuh sehat dan berwarna hijau kembali setelah mendapatkan pasokan Mg yang cukup. Oleh karena itu, pemantauan tanaman secara rutin wajib dilakukan agar defisiensi dapat dikenali dan segera ditangani.
Kesadaran dan pengelola kebun sawit sangat diperlukan untuk mengenali gejala defisiensi magnesium sejak dini. Melalui penerapan pemupukan yang seimbang, baik dari segi jenis maupun dosis, serta perbaikan struktur tanah, kesehatan tanaman kelapa sawit dapat dijaga dan produktivitasnya meningkat secara berkelanjutan.
Dengan memahami tanda-tanda kekurangan magnesium, penyebabnya, dan cara mengatasinya, para petani dan pelaku usaha kelapa sawit dapat mengambil langkah bijak untuk mencegah kerugian. Langkah ini juga menjadi kunci keberhasilan menjaga kelangsungan produksi kelapa sawit yang berperan penting sebagai sumber pendapatan dan pangan dunia.
*Untuk melihat program pemupukan tanaman bisa cek website kami atau download App Petani Cerdas di Google Play Store dan Apple App Store.