Gak Nyangka! Teknik Simpel Ini Bikin Jeruk Siam Pontianak dan Trigas Jadi Primadona Pasar!

July 17, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Gak Nyangka! Teknik Simpel Ini Bikin Jeruk Siam Pontianak dan Trigas Jadi Primadona Pasar!

 

Kebun jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati di Indonesia, terutama karena buah jeruk memiliki nilai konsumsi yang tinggi di berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya karena rasanya yang segar dan manis, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang melimpah. Di berbagai daerah, budidaya jeruk telah menjadi sumber penghidupan penting bagi petani lokal. Salah satu kebun jeruk yang menarik perhatian adalah kebun milik Dinas Pertanian Jawa Tengah yang menanam dua varietas unggulan, yaitu jeruk Siam Pontianak dan jeruk Trigas. Kedua varietas ini tidak hanya memiliki potensi hasil panen yang tinggi, tetapi juga memiliki karakteristik buah yang berbeda dan menarik bagi konsumen. 

 

Baru-baru ini, Pak Mas’ul Hadi, seorang agronomis berpengalaman, melakukan kunjungan ke kebun jeruk tersebut dan disambut oleh Pak Bowo selaku staf kebun. Disana beliau melihat-lihat kondisi tanaman dan saling berbagi pengalaman tentang pengendalian hama serta pengetahuan mengenai teknik pemupukan yang efektif. “Di kebun ini, kami mengamati dua varietas jeruk yang sudah mulai berbuah, dan kami juga memperkenalkan beberapa jenis hama yang sering menyerang agar petani dapat mengenali ciri-ciri serangan tersebut secara langsung,” ujar Pak Mas’ul dengan antusias. 

 

Pak Bowo menjelaskan alasan utama memilih jeruk sebagai tanaman utama di kebunnya. “Dulu, lahan kebun ini pernah digunakan untuk menanam jeruk. Karena hasilnya cukup baik, kami dari Dinas Pertanian Jawa Tengah memutuskan untuk melanjutkan penanaman jeruk secara mandiri dengan varietas yang sama,” ujar Pak Bowo. Selain itu, permintaan pasar untuk buah jeruk lokal sangat tinggi dan merata, mulai dari ekonomi menengah ke bawah hingga atas. Hal ini memberikan jaminan pemasaran yang kuat bagi hasil panen jeruk di kebun tersebut. Dengan demikian, budidaya jeruk tidak hanya menjadi sumber penghasilan tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar yang stabil.

 

Populasi tanaman jeruk di kebun tersebut mencapai sekitar 2.000 pohon, terbagi rata antara jeruk Siam Pontianak dan jeruk Trigas, masing-masing sebanyak 1.000 pohon. “Jeruk Siam Pontianak dikenal dengan buahnya yang lebat, bahkan satu tangkai bisa berbuah hingga empat buah. Sementara jeruk Trigas memiliki rasa yang manis dan cukup langka, sehingga peminatnya sangat banyak,” jelas Pak Bowo. Kombinasi kedua varietas ini diharapkan dapat memenuhi preferensi konsumen yang berbeda dan memperluas pasar jeruk dari kebunnya. Keragaman varietas juga menjadi strategi untuk mengurangi risiko kegagalan panen akibat serangan hama atau penyakit tertentu.

 

Jarak tanam yang diterapkan di kebun ini adalah 4 x 7 meter, dengan 4 meter untuk arah timur-barat dan 7 meter untuk arah utara-selatan. “Jarak 7 meter ini sengaja dipilih agar operasional perawatan seperti pemupukan, penyiraman, dan panen bisa dilakukan dengan mudah menggunakan kendaraan roda empat atau sepeda motor,” jelas Pak Bowo. Penataan jarak tanam yang tepat sangat penting untuk memudahkan akses dan meningkatkan efisiensi kerja di kebun. Selain itu, jarak tanam yang ideal juga membantu pertumbuhan tanaman dengan memberikan ruang yang cukup untuk akar dan tajuk berkembang optimal.

 

Persiapan lahan sebelum penanaman dilakukan dengan sangat teliti. Lahan dibersihkan dari gulma dan dibuat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm. Tanah bagian atas (top soil) disimpan terpisah dan dicampur dengan pupuk kandang ayam petelur yang sudah kering serta pupuk MerokeROCK yang mengandung fosfat, yang berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan akar. “Kami mencampur pupuk kandang dengan top soil dan bahan tambahan lain secara merata agar media tanam menjadi subur dan siap mendukung pertumbuhan bibit jeruk,” jelas Pak Bowo. Proses ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan tanah yang baik untuk memastikan bibit jeruk dapat tumbuh dengan optimal sejak awal.

 

Pemilihan bibit jeruk juga menjadi fokus utama dalam budidaya ini. Pak Bowo menekankan pentingnya menggunakan bibit unggul yang bersertifikasi dan memiliki asal-usul jelas. “Bibit yang kami pilih minimal memiliki ketinggian satu meter dari batang bawah, dengan cabang yang sudah terbentuk dan dipangkas rapi agar saat ditanam di kebun, tanaman sudah memiliki struktur yang kuat dan siap tumbuh,” ujarnya. Penggunaan bibit berkualitas tinggi sangat menentukan keberhasilan jangka panjang tanaman jeruk, karena bibit yang sehat akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta mampu berproduksi maksimal.

 

Namun, budidaya jeruk tidak lepas dari tantangan serangan hama yang dapat mengganggu kualitas dan kuantitas hasil panen. Pak Bowo mengidentifikasi dua hama utama yang sering menjadi kendala, yaitu kutu dompolan atau kutu kleper dan ulat papilio. “Ulat papilio biasanya menyerang daun muda di bagian bawah, menyebabkan daun menggulung dan mengeluarkan kotoran putih yang lama-kelamaan berubah menjadi hitam dan bisa menimbulkan bercak pada buah,” jelasnya. Serangan hama ini jika tidak segera diatasi dapat menurunkan mutu buah jeruk secara signifikan dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani.

 

Pengendalian hama menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kebun jeruk. Pak Bowo menyarankan agar pengendalian dilakukan secara cepat dan tepat dengan menggunakan insektisida yang sesuai serta melakukan pemantauan rutin. Diperlukan edukasi petani untuk mengenali tanda-tanda serangan hama sejak dini agar tindakan pengendalian bisa dilakukan sebelum hama berkembang lebih luas. Pengenalan hama ini bertujuan untuk meminimalkan penggunaan pestisida berlebihan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem kebun.

 

Dalam fase generatif, yaitu saat tanaman mulai berbuah, pemupukan menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan buah dan menjaga kesehatan tanaman. Pak Bowo menjelaskan bahwa ia menggunakan kombinasi pupuk NPK Mutiara GROWER, KARATE PLUS BORONI, dan pupuk Suburkali BUTIR dengan perbandingan 3:1:1. “Pupuk ini kami aplikasikan secara tepat agar tanaman mendapatkan nutrisi lengkap yang mendukung pembentukan buah berkualitas dan meningkatkan hasil panen,” jelasnya. Pemupukan yang tepat waktu dan dosis yang pas dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap stres lingkungan dan serangan hama.

 

Pak Bowo menambahkan bahwa perawatan yang baik sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil panen jeruk. Dengan perawatan yang terencana dan pupuk yang sesuai, tentunya jeruk yang dihasilkan tidak hanya banyak, tetapi juga memiliki rasa dan kualitas yang unggul sehingga bisa bersaing di pasar. 

 

Dari kunjungan ini, terlihat jelas bahwa pengelolaan kebun jeruk yang baik meliputi pemilihan varietas unggul, pengaturan jarak tanam yang efisien, persiapan lahan yang matang, pemilihan bibit berkualitas, pengendalian hama yang cepat dan tepat, serta pemupukan yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Semua langkah ini menjadi poin utama keberhasilan budidaya jeruk yang produktif dan menguntungkan. 

 

**Untuk melihat detail program pemupukan, download App Petani Cerdas di Google Play Store dan Apple App Store. 

 

 

Berita Lainnya