Top Working: Strategi Cepat Panen Durian Premium

September 24, 2025 | Penulis: Mas'ul Hadi
Top Working: Strategi Cepat Panen Durian Premium

 

Di dunia pertanian, seringkali dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melihat hasil dari sebuah investasi. Namun, bagi Mas Iwan sebagai praktisi top working ia berhasil memangkas waktu tersebut secara drastis berkat pemanfaatan teknik cerdas. Kisahnya adalah cerminan bagaimana kecintaan pada buah durian bisa diubah menjadi bisnis yang menguntungkan, terutama dengan mengadopsi metode top working sebagai solusi untuk mendapatkan varietas premium dengan cepat.

 

Dari Hobi Kolektor Menuju Bisnis

 

Yuli Setyawan yang akrab dipanggil Mas Iwan ini bukanlah seorang petani profesional. Latar belakangnya sebagai warga kota justru memberinya perspektif yang berbeda. Kecintaannya pada durian dimulai sebagai hobi, di mana ia gemar mengoleksi dan mencoba berbagai jenis durian. Namun, hobinya berkembang menjadi ambisi bisnis ketika ia melihat potensi besar pada permintaan durian berkualitas tinggi. Ia menyadari bahwa di pasar, durian lokal yang harganya rendah bisa diubah menjadi komoditas mahal jika memiliki varietas premium seperti Musang King atau Black Thorn. Berbekal tekad kuat, ia bahkan nekat untuk membeli lahan dan memulai bisnis duriannya dari nol. Perjalanan ini membuktikan bahwa minat yang mendalam pada suatu bidang dapat menjadi modal utama untuk berwirausaha. Mas Iwan tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga menganalisis pasar dan mencari cara paling efisien untuk memenuhi permintaan tersebut.

 

Top Working: Solusi Cerdas untuk Varietas Premium

 

Tantangan utama dalam budidaya durian adalah waktu. Pohon durian dari biji membutuhkan waktu sangat lama untuk berbuah dan menghasilkan varietas premium. Di sinilah teknik top working menjadi solusi revolusioner. Mas Iwan menjelaskan bahwa teknik ini adalah proses grafting atau penyambungan varietas unggul ke pohon durian lokal yang sudah tua. Alih-alih menebang pohon-pohon yang sudah ada, ia memanfaatkan pohon-pohon tersebut sebagai "induk" untuk menumbuhkan varietas baru.

 

Mas Iwan memilih metode penyambungan yang lebih aman, yaitu dengan memotong cabang pada ketinggian tertentu dan menyisakan sekitar 30% cabang asli. Tujuannya adalah untuk menjaga pohon tetap hidup dan meminimalisir risiko kematian. Dengan cara ini, pohon yang seharusnya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berbuah, bisa menghasilkan buah durian premium dalam waktu 3 hingga 4 tahun saja. Metode ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga menghemat biaya dan sumber daya karena tidak perlu menanam pohon baru dari awal. Potensi keuntungannya pun fantastis; satu pohon yang di-top working dapat menghasilkan hingga 300 buah durian, meningkatkan nilai ekonomi pohon tersebut secara eksponensial.

 

Perawatan Ekstra untuk Hasil Maksimal

 

Meskipun teknik top working mempercepat proses, perawatan yang intensif tetap menjadi kunci kesuksesan. Mas Iwan sangat memperhatikan pemupukan pasca-penyambungan. Ia menekankan pentingnya memberikan nutrisi yang cukup untuk mengembalikan kondisi pohon dan mendukung pertumbuhan varietas baru. Investasi pada pupuk ini, menurutnya, sebanding dengan nilai tinggi durian premium yang akan dihasilkan.

 

Selain itu, ia juga menerapkan teknik pemangkasan untuk mengatur pertumbuhan pohon. Pemangkasan bertujuan untuk membentuk struktur pohon yang ideal, memastikan setiap cabang mendapatkan sinar matahari yang cukup, dan mempermudah saat panen. Teknik penting lainnya adalah penyangga cabang dengan tali. Durian premium cenderung memiliki buah yang besar dan berat, sehingga bracing sangat penting untuk mencegah cabang patah.

 

Kisah Mas Iwan membuktikan bahwa inovasi dan semangat belajar dapat membawa pertanian tradisional ke level yang lebih modern dan menguntungkan. Ia tidak hanya sukses dalam bisnisnya, tetapi juga menginspirasi banyak petani lain untuk mengadopsi teknik cerdas guna memaksimalkan potensi lahan dan hasil panen.

Jurnal Lainnya