Cara Tepat Cegah Serangan Patek Pada Tanaman Cabai
October 18, 2018
Di sejumlah media Nasional, pemberitaan mengenai para petani cabai yang dirugikan karena serangan patek mewarnai kabar pertanian di Indonesia. Dilansir dari Antaranews, sejumlah petani cabai di Gandurejo Wahadi, Temanggung, Jawa Tengah, mengalami kerugian besar saat panen karena serangan patek. Padahal, pada pertengahan Maret 2018, harga komoditas cabai untuk jenis rawit mengalami tren kenaikan, sekitar Rp 50 ribu per kilogram. Disinyalir, tingginya curah hujan belakangan ini menjadi salah satu faktor serangan patek.
Lalu, apa itu patek? Bagaimana cara mencegah serangan patek pada tanaman cabai? Berikut ulasannya:
Pengertian Patek Di kalangan petani, menanam cabai saat musim hujan menjadi tantangan. Di satu sisi tidak banyak pesaing, sehingga harga meningkat, dan di sisi lainnya komoditas cabai yang ditanam akan menghadapi banyak serangan penyakit, terutama patek.
Patek atau antranoksa adalah penyakit yang diakibatkan oleh serangan cendawan atau jamur Colletrotrichum capsici atau Gloesprorium piperatum. Serangan penyakit ini mengganas pada musim hujan (Final Prajnanta, 2007, p. 70). Dikutip dari sumber yang sama, Cendawan C. Capsici menginfeksi cabai dengan membentuk bercak hitam kecoklatan lalu meluas menjadi busuk lunak. Berikutnya, cabai cenderung kering lalu mengerut seperti mumi.
Sementara itu, cendawan G. Piperatum menyerang cabai sejak buah masih hijau. Serangan ini menyebabkan mati ujung pada cabai, dan tampak berbintik-bintik kuning yang membesar membentuk seperti lingkaran konsentris. Dosen Proteksi Tanaman IPB, Suryo Wiyono, yang dikutip dari rri.co.id, mengatakan serangan cendawan C. Capsici dan G. Piperatum dapat berasal dari sisa tanaman sakit atau dari benih yang terinfeksi. Dapat dikatakan, serangan ini dimulai dari fase pembibitan, dan menyebabkan kecambah layu saat disemai.
Lanjutnya, penyebaran patek bisa juga terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan, angin, dan tangan pemetik buah. Dilansir dari nuansatani.com, patek dapat dengan mudah menular cepat ke bagian-bagian lainnya selain buah, yaitu batang dan daun cabai. Patek juga dapat menyerang tanaman cabai yang masih dalam bentuk biji.
Di sisi lain, Area Manager Jawa Tengah Meroke Tetap Jaya, Mas'ul Hadi mengatakan tanaman cabai mudah terserang patek karena kekurangan kalsium (Ca). Cuaca juga dinilai menjadi salah satu faktor serangan patek.
"Awal mula tanaman cabai terkena serangan patek itu karena kekurangan kalsium. Sel-sel tanaman menjadi kurang kuat atau rapuh. Saat musim hujan, tanaman tidak menyerap kalsium secara optimal," jelasnya.
Pencegahan Patek
Cara terbaik untuk mengantisipasi serangan patek adalah dengan mencegahnya. Ada berbagai macam cara untuk mencegah patek, di antaranya dengan membersihkan gulma pada tanaman cabai, melakukan pemangkasan tunas (perempelan) pada tanaman cabai, merencanakan pengaturan drainase yang baik, dan memberikan pupuk Kalsium yang tepat.
Menurut Mas'ul, pupuk yang tepat untuk tanaman cabai adalah yang memiliki kandungan Kalsium Oksida (CaO) serta memiliki karakteristik yang mudah diserap tanaman. Pupuk tersebut harus diberikan secara periodik dengan cara dikocor atau disemprot.
"Pupuk yang dijual di pasaran itu rata-rata memiliki kandungan Kalsium Karbonat. Tingkat kelarutan pupuk itu sangat rendah. Untuk melarutkan 1 kilogram pupuk Kalsium Karbonat, dibutuhkan 60.000 liter air. Sedangkan, kalau pupuk Kalsium dalam bentuk CaO hanya membutuhkan 1 liter air untuk melarutkan 1 kilogram pupuk," ujarnya.
Pupuk yang memiliki kandungan CaO ini dapat ditemukan dalam dua produk Meroke Tetap Jaya, yaitu KARATE PLUS BORONI dan MerokeCALNIT. Untuk KARATE PLUS BORONI, pemberian pupuk bisa dengan cara dikocor atau ditabur. Pupuk ini mengandung Kalsium larut air, sehingga Kalsium yang tersedia dapat diambil oleh akar tanaman mengikuti 'tarikan transpirasi' daun tanaman.
"Pemupukan cabai bisa dengan Karate Plus Boroni, yang perbandingannya 1:4 dengan NPK Mutiara GROWER," ucap Mas'ul. Sama dengan KARATE PLUS BORONI, MerokeCALNIT mengandung Kalsium larut air. Kedua pupuk ini dapat menebalkan dinding sel, sehingga tanaman lebih tahan terhadap serangan patek maupun penyakit-penyakit lainnya. Umumnya, pupuk ini digunakan untuk hidroponik, namun bisa juga diaplikasikan sebagai pupuk foliar atau pupuk semprot daun dengan dosis 2-3 gram per liter air.
Pustaka:
Prajnanta, F. 2007. Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Depok.
https://jateng.antaranews.com/berita/189731/cabai-keriting-di-temanggung-dihajar-patek
http://www.rri.co.id/post/berita/336630/metropolitan/peneliti_ipb_waspadai_antraknosa_dan_virus_kuning.html