Peluang Menggiurkan dari Budidaya Kelapa Kopyor

January 12, 2023
Peluang Menggiurkan dari Budidaya Kelapa Kopyor

 

Apa yang ada di benak Sahabat Mutiara ketika mendengar kelapa kopyor? Kelapa kopyor memang beda dengan kelapa pada umumnya. Jenis kelapa ini biasanya banyak digunakan masyarakat untuk campuran ice cream, es kelapa segar, dan sejumlah aneka kuliner lainnya.

 

Kelapa kopyor adalah salah satu kekayaan hayati asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Secara alamiah aslinya, kelapa abnormal dimana daging buah tidak terbentuk sempurna dan tidak menempel dengan baik sehingga daging buah tidak kenyal atau keras namun tetap lembut.

 

 

Ketidaknormalan inilah justru yang disukai konsumen sebagai minuman segar. Pada saat ini Indonesia menjadi negara penghasil kelapa terbesar di dunia, namun produktivitas perkebunan di Indonesia relatif rendah.

 

Hal itu dikarenakan kurangnya ketersediaan bibit unggul dan kurang intensifnya perawatan pada tanaman kelapa, khususnya kelapa kopyor.

 

Di Indonesia ada dua tipe kelapa kopyor. Pertama, tipe dalam dan kedua, tipe genjah. Kedua tipe dibedakan dari bentuk pohonnya.

 

Secara alami, tanaman kelapa kopyor tipe dalam hanya menghasilkan buah kopyor 1-2 butir per tandan. Sedangkan, kelapa kopyor tipe genjah menghasilkan buah kopyor per tandan lebih banyak dari tipe dalam. Kadang-kadang dapat mencapai 50%.

 

Dengan metode kultur jaringan yang dikembangkan oleh Prof. Sisunandar, Ph.D., kini tanaman kelapa kopyor dapat menghasilkan 100% buah kelapa kopyor.

 

 

Peluang Kelapa Kopyor

 

Menurut Prof. Sisunandar yang terkenal dengan julukan Professor Kelapa Kopyor, budidaya Kelapa Kopyor terus menerus mengalami peningkatan. Terbukti dari permintaan bibit kelapa kopyor yang terus meningkat.

 

Meskipun, harga bibit kelapa kopyor termasuk mahal, yaitu Rp 1.250.000 per bibit, namun permintaannya sangat banyak, bahkan indent 2 tahunan.

 

Dengan perbanyakan bibit secara kultur jaringan ini, diharapkan pemenuhan kebutuhan akan produksi kelapa kopyor dapat terpenuhi. Sebab, peluang pasar bisnis kelapa kopyor masih terbuka.

 

Di Jakarta dan Surabaya, permintaannya sebanyak 10-20 ribu butir per minggu belum dipenuhi. Begitu juga di Bandung, Bogor dan sejumlah kota besar lainnya banyak permintaan kelapa kopyor.

 

"Permintaan kelapa kopyor meningkat 2 kali lipat ketika bulan Ramadan tiba, dan ini pun masih belum terpenuhi permintaan pasarnya," ujar Prof. Sisunandar saat kami mengunjunginya di lahan.

 

Untuk harga sendiri, kelapa kopyor memiliki harga yang lebih tinggi dari kelapa biasa yaitu sekitar Rp 30.000 - Rp 45.000 per butirnya.

 

 

Budidaya Kelapa Kopyor

 

Selain menjadi peneliti kelapa kopyor, Prof. Sisunandar juga menanam sendiri di lahan miliknya untuk keperluan perbanyakan kultur jaringan. Total luas lahan yang di tanam sekitar 3-4 ha terletak di Desa Karang Kemiri, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

 

"Dari panen kelapa kopyor akan diambil embrionya atau bahasa Jawan-ya kentos. Nah, kentos inilah yang kemudian menjadi cikal bakal bibit kelapa kopyor hasil dari kultur jaringan," lanjutnya.

 

Sebagai seorang peneliti dan petani kelapa kopyor, Prof. Sisunandar menambahkan sangat penting pemupukan yang tepat pada kelapa kopyor. Hal ini dikarenakan pupuk yang kurang tepat dapat menyebabkan buah kelapa tidak terisi atau bahasa Jawa-nya gabug.

 

Buah gabug pada kelapa kopyor dicirikan dengan bentuk buahnya, dari kecil lebih lonjong daripada buah normal. Saat ini, Prof. Sisunandar melakukan pemupukan rutin kelapa kopyornya sebanyak 3-4 kali dalam 1 tahun.

 

Untuk tanaman TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), biasanya menggunakan MerokeZA, MerokeTSP dan NPK Mutiara 16-16-16. Sementara, untuk tanaman TM (Tanaman Menghasilkan) digunakan MerokeMOP dengan dosis 3-4 kg per aplikasi.

 

Mencegah defisiensi Magnesium dan Sulfur, diaplikasikan ESTA Kieser-MAG, dilakukan hanya 1 kali dalam 1 tahun dengan dosis 2-3 kg per tahun/aplikasi.

 

"Aplikasi pupuk yang TEPAT dapat meningkatkan buah per tandan dan meminimalisir buah gabut, sehingga potensi hasil akan semakin banyak," sambungnya.

 

 

Dalam kunjungan Lapang kali ini, banyak sekali ilmu baru yang saya dan tim dapatkan, baik potensi pembibitan kelapa kopyor, dan budidaya kelapa kopyor di Indonesia.

 

Semoga ke depan semakin banyak peneliti-peneliti muda baru di Indonesia seperti Prof. Sisunandar yang konsisten dan kompeten di bidang pertanian, agar pertanian di Indonesia semakin maju. Salam Mutiara!

 

 

Berita Lainnya