5 Jurus Andalan Pakde Tono Bertani Bawang Merah

February 28, 2025 | Penulis: Mas'ul Hadi
5 Jurus Andalan Pakde Tono Bertani Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditi utama bagi masyarakat Indonesia berkaitan  peranannya sebagai bumbu penyedap masakan. Bawang merah mengandung vitamin C, asam folat, serat, minyak eteris, zat pengatur tumbuh alami auksin dan giberelin. Tanaman ini berasal dari kawasan Iran, Pakistan dan pegunungan sebelah utaranya.

 

 

 

Brebes sebagai daerah yang identik dengan komoditi bawang merah memiliki ribuan petani yang mengandalkan budidaya bawang merah sebagai mata pencaharian yang utama. Tradisi bertani ini telah ada secara turun temurun dari orang tua mereka. Salah satunya bapak Wartono atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Pakde Tono, yang bertempat tinggal di desa Larangan, kecamatan Larangan, Brebes yang juga bertani bawang merah mewarisi tradisi dari orang tuanya. Varietas yang menjadi andalan adalah bawang merah jenis Bima, dengan karakter warna umbi merah menyala, aroma kuat, memiliki jumlah anakan sedikit dan tahan terhadap cuaca yang ekstrim termasuk bila ditanam di musim penghujan. Dengan jumlah anakan umbi yang sedikit, otomatis ukuran umbi juga dapat lebih besar. Umur panen berkisar antara 50-60 hari setelah tanam. Produktivitas akan lebih tinggi bila ditanam di musim kemarau. Tiap musim panen, pak Wartono selalu mendapatkan hasil yang maksimal, berikut 5 langkah tanam bawang merah yang perlu diperhatikan supaya hasil panen pun melimpah;

 

1. Pemilihan bibit unggul, bibit yang bagus adalah yang bebas hama penyakit, jangan sampai setelah ditanam terdapat indikasi penyakit yang terbawa oleh benih. Umbi bibit yang ditanam juga telah disimpan sekitar bulan dan tidak lebih dari 3 bulan, hal ini dimaksudkan supaya daya tumbuhnya lebih seragam dan cepat.

 

2. Pengolahan lahan yang baik. Bawang merah memiliki akar serabut yang pendek sekitar 20 cm, oleh karenanya dibutuhkan sifat fisik tanah yang gembur. pH tanah atau tingkat kemasaman tanah juga perlu dijaga di kisaran 6 sampai 7. Pemberian kapur pertanian atau dolomit perlu diberikan saat pengolahan tanah dan menjaga sifat kimia tanah demi tersedianya unsur hara bagi tanaman. Dan juga pastikan aliran drainase sekitar lahan lancar, oleh karenanya dibuat parit sebagai sarana mengalirnya air juga sebagai sumber air untuk penyiraman.

 

 

3. Pemupukan yang berimbang, yakni pemupukan yang memenuhi unsur 5 tepat. Yang dimaksud adalah tepat waktu, tepat jenis pupuk yang diberikan, tepat dosis, tepat cara dan tepat formulasi pupuk sesuai kandungan unsur hara. Bawang merah dipanen umbinya jadi unsur hara paling dominan adalah Kalium, kebutuhan hara ini harus diberikan yang cukup di masa generatif.

 

4. Pengaturan pengairan, hal ini harus dilihat dari tanah area tanam. Ada tipe tanah yang harus membutuhkan pengairan lebih banyak ataupun sebaliknya hanya sedikit kebutuhan airnya.

 

5. Pengendalian hama dan penyakit. Pengamatan tanaman yang rutin terhadap gangguan baik dari hama maupun penyakit akan menentukan jenis pestisida dan interval penyemprotan yang akan diaplikasikan.

 

5 langkah budidaya bawang merah ini bila telah kita terapkan dengan baik maka harapan akan hasil panen yang optimal pun dapat kita raih, demikian ucap pakde Tono, petani senior di Brebes. Dengan tiap 100 kg umbi bibit yang ditanam maka diharapkan hasil panen berlipat sampai 1 ton – 1,5 ton. Bila luasan tanam mencapai 1 hektar maka dapat dipanen umbi 12 – 18 ton per hektar.

Berita Lainnya