Panen Kubis Belum Maksimal, Apa Solusinya?

August 18, 2020
Panen Kubis Belum Maksimal, Apa Solusinya?

Di Indonesia, kubis biasa diolah menjadi berbagai jenis santapan lezat, seperti capcay, tongseng, lalapan, dan masih banyak lagi. Wajar jika tanaman hortikultura satu ini sudah banyak dilirik untuk dibudidayakan karena permintaannya yang cukup tinggi. Menurut Data BPS (2019), produksi rata-rata kubis sekitar 21,7 ton per hektar.

 

Kubis tidak mudah dibudidayakan di daerah tropis, karena tanaman ini menyukai daerah yang sejuk, tumbuh baik mulai dari 800 mdpl, dan membutuhkan supply air yang cukup, dan tanah yang memiliki pH 5,5-6,5. Sayuran ini baik juga ditanam di tanah lempung berpasir, tetapi toleran di tanah berpasir dan liat berpasir.

 

Ada banyak faktor yang mendukung pertumbuhan kubis secara optimal, salah satunya adalah pemberian nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan fase pertumbuhan. Setidaknya diberikan nutrisi yang mengandung 12 unsur hara makro dan mikro, di antaranya N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo.

 

Ada 3 masa pertumbuhan yang penting pada tanaman kubis. Pertama, pada masa pertumbuhan, agar kubis berdaun hijau sehat membutuhkan N, P, K, Mg, S, Mn, dan Zn. Kedua, masa pertumbuhan cepat, agar pada masa ini perakaran kubis menjadi sehat sebaiknya diberikan P, Ca, dan B. Ketiga, masa pembentukan Crop, agar bobot Crop sehat, tanaman butuh K, Ca, dan B.

 

Untuk jumlah nutrisi yang diberikan, kubis rata-rata membutuhkan unsur hara makro primer pada kisaran 180-200 kg/Ha N; 50-100 kg/Ha P dan 100-200 kg/Ha K.

 

Agar produksi maksimal, pada fase vegetatif sebaiknya mengaplikasikan pupuk yang mengandung NNN+PP+K; dan generatif mengaplikasikan pupuk yang mengandung NN+P+KKKK. Untuk unsur makro sekunder, Ca sebaiknya diaplikasikan pada setiap fase pertumbuhan.

 

Karena itu, kami merekomendasikan program pemupukan kubis yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan fase pertumbuhannya, sebagai berikut:

 

 

Program pemupukan ini juga mempertimbangkan nutrient removal saat panen, pengalaman Agronomis, dan pengalaman petani. Kemudian, faktor lainnya seperti defisiensi hara, kondisi lahan, kesuburan tanah, dan curah hujan.

 

Informasi selengkapnya mengenai produk-produk PT Meroke Tetap Jaya, bisa kunjungi website www.meroketetapjaya.com

Berita Lainnya