Geliat Berkebun Mangga: Introduksi Jenis Elit di Dalam Negeri

November 30, 2024 | Penulis: Mas'ul Hadi
Geliat Berkebun Mangga: Introduksi Jenis Elit di Dalam Negeri

 

Bulan-bulan terakhir, pasar buah dalam negeri dibanjiri oleh mangga yang memang memasuki masa panen raya. Mangga yang mendominasi adalah jenis Harum Manis, yang asli dari Indonesia, selain itu juga ada jenis Gedong Gincu atau lokal Indramayu, Jawa Barat. Ceruk perputaran ekonomi dari buah mangga cukup besar; selain sebagai buah meja, produk turunan berbahan dasar buah mangga semakin dikembangkan di tanah air. Oleh karena itu, menjadikan mangga sebagai pilihan berkebun tidaklah salah.

 

PT Dunia Pangan, sebagai anak perusahaan dari Dunia Textile, juga melirik potensi pasar buah mangga yang masih terbuka lebar dan belum digarap secara intensif. Lahan-lahan yang masih terbuka dan tidak menghasilkan di perusahaan tersebut disulap menjadi kebun aneka komoditas hortikultura, seperti durian, alpukat, melon hidroponik, dan mangga. Untuk mangga sendiri, sudah ditanam sekitar 3.500 pohon dengan tiga jenis varietas pilihan: Harum Manis, Gedong Gincu, dan Nam Dok Mai. Harum Manis dan Gedong Gincu dipilih karena pasarnya sudah jelas dan lidah masyarakat sudah menerima. Sedangkan jenis Nam Dok Mai merupakan jenis mangga introduksi dari Thailand yang memiliki penampilan visual menarik dengan warna kulit kuning, serta rasa yang enak. 

 

Jenis mangga introduksi lain dari Thailand yang sudah banyak ditanam adalah mangga Khiojay. Mangga ini mulai ditanam masyarakat sejak tahun 2004 lalu. Khiojay termasuk mangga yang genjah; satu setengah tahun setelah ditanam sudah mulai belajar berbunga. Kelebihan mangga ini adalah tidak ada rasa masam meskipun dipetik muda. Jika petikan mudanya tepat, akan didapatkan potongan daging buah yang renyah dan kering tanpa rasa masam, sehingga cocok disandingkan dengan bumbu rujak.

 

 

Selain dari negara gajah putih tersebut, mangga introduksi juga banyak berasal dari Taiwan. Dua jenis mangga elit yang banyak ditanam adalah mangga Red Ivory dan Yuwen. Mangga Red Ivory memiliki warna kulit buah eksotik hijau keunguan yang berubah menjadi merah jingga saat menjelang matang. Bobot buahnya bisa mencapai 2 kg per buah dengan rasa manis dan aroma harum serta memiliki daging yang lembut tanpa serat. Sedangkan mangga Yuwen juga memiliki kulit buah menarik berwarna merah merona dengan daging buah tebal dan manis serta biji yang tipis; sangat cocok untuk ditanam di pot atau istilahnya tabulampot.

 

 

Salah satu pekebun yang membudidayakan mangga Yuwen adalah Yanu Andria, seorang petani milenial asal Batang, Jawa Tengah, yang juga menekuni budidaya buah durian dan alpukat. Di dunia durian, nama Yanu sudah tidak asing lagi bagi penikmat buah berduri ini karena hasil panen kebunnya selalu ludes dipesan oleh konsumen maupun pengepul buah di Jakarta. Musim panen mangga tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi Yanu karena mangga Yuwen di kebunnya laris manis. Meskipun harga jual jenis mangga elit ini termasuk mahal, yakni berkisar 50 ribu rupiah per kilo, permintaannya sangat tinggi sehingga belum seimbang dengan hasil panen yang ada. Hal ini membuka peluang bagi pekebun untuk terus memperluas areal penanaman mangga.

 

Jenis mangga introduksi elit lainnya yang mulai dibudidayakan antara lain adalah Miyazaki, Mahachanok, JinXin, Xi Shi, R2E2, Red Emperor, Mahatir, dan Coconut Pakistan. Dengan banyaknya jenis mangga introduksi yang masuk ke negara kita, tentunya semakin menambah pilihan bagi pekebun untuk menanam mangga sesuai dengan target pasarnya dan tentunya juga semakin menambah pendapatan serta kesejahteraannya.

Berita Lainnya