Kiat Pak Ruslan Bertahun-Tahun Panen Cuan dari Tanam Singkong
May 28, 2024 | Penulis: Mas'ul Hadi
Siapa yang tidak kenal dengan singkong? Singkong, tanaman serbaguna yang umbinya menjadi sumber pangan penting dan daun mudanya sering dijadikan sayur atau lalapan, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dari umbi singkong, kita dapat mengolah beragam makanan lezat seperti tape, keripik, getuk, serta singkong rebus atau goreng. Bahkan, singkong juga dapat diolah menjadi tepung untuk berbagai produk makanan.
Di Indonesia, singkong terbagi menjadi dua kelompok utama: singkong konsumsi dan singkong industri. Singkong konsumsi harus memiliki kadar Hidrogen Sianida (HCN) yang rendah untuk memastikan keamanan konsumsi, sedangkan singkong industri tidak terlalu mempermasalahkan kadar HCN dan harus kaya akan kandungan pati. HCN sendiri adalah senyawa yang memberikan rasa pahit pada singkong dan bisa berubah menjadi racun jika melewati batas aman. Beberapa varietas singkong konsumsi antara lain adalah garuda, mentega, gajah, manggu, dan adira, sementara varietas industri meliputi sekoci, darmi, thailand, dan daun sembilan.
Salah satu petani yang sukses dalam membudidayakan singkong adalah Pak Ruslan Salam dari Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Beliau memilih varietas daun sembilan karena potensi hasil panennya yang tinggi, mencapai 45-50 ton per hektar, dan minimnya hama penyakit. Singkong daun sembilan juga dikenal tahan terhadap gejala leles. Pak Ruslan menggunakan jarak tanam 70 cm x 80 cm, dengan masa kritis budidaya hingga 4 bulan setelah penanaman, di mana kebutuhan air harus terpenuhi selama masa pertumbuhan awal. Pemupukan yang dilakukan per hektar adalah sebagai berikut:
- Pupuk dasar sebelum tanam:
- Pupuk kandang sapi: 5 truk
- Umur 2 bulan setelah tanam:
- MerokeFosfat: 150 kg
- MerokeZA: 100 kg
- Umur 4,5 bulan setelah tanam:
- MerokeMOP: 150 kg
- MerokeZA: 100 kg
Perawatan lainnya termasuk penyiangan gulma pada bulan pertama penanaman dan pengurangan jumlah cabang menjadi satu cabang saja pada umur 3 bulan. Pengurangan cabang ini tidak hanya bermanfaat sebagai pakan ternak tetapi juga memaksimalkan pengisian umbi. Panen singkong dapat dilakukan mulai dari umur 7 hingga 9 bulan setelah tanam. Menurut Pak Ruslan, pemasaran singkong di daerahnya tidaklah sulit, mengingat banyaknya pabrik pembuatan tepung tapioka yang membutuhkan umbi singkong sebagai bahan dasar.
**Untuk melihat program pemupukan tanaman bisa cek website kami atau download Apps Petani Cerdas di Google Playstore.
Berita Lainnya
November 30, 2024
Geliat Berkebun Mangga: Introduksi Jenis Elit di Dalam Negeri
October 29, 2024
Yuk, Lestarikan Durian Unggul Nusantara!
September 28, 2024