Kelapa Kopyor, Pilihan Berkebun yang Menguntungkan

June 26, 2024 | Penulis: Mas'ul Hadi
Kelapa Kopyor, Pilihan Berkebun yang Menguntungkan

 

Kelapa adalah salah satu komoditi perkebunan yang potensial dikembangkan di tanah air guna meningkatkan perekonomian nasional. Hampir seluruh bagian dari tanaman kelapa memiliki nilai ekonomi seperti daging buah untuk kopra, VCO, dan tepung kelapa. Sedangkan airnya dapat dibuat menjadi nata de coco, cuka dan kecap. Begitupula dengan bagian tanaman yang lain, seperti kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan atau daunnya untuk membuat ketupat atau sapu lidi.

 

Terdapat tiga jenis kelapa, yaitu Kelapa Dalam, Kelapa Genjah dan Kelapa Hibrida. Ketiga jenis kelapa tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga produktivitasnya pun berbeda dan memerlukan persyaratan tumbuh yang berbeda pula. Kelapa varietas Dalam adalah jenis kelapa yang ciri morfologinya dapat dikenali dengan mudah, yaitu tinggi batangnya dapat mencapai 30 meter dan dapat berumur sampai 100 tahun. Kelapa Genjah memiliki ciri morfologi batang pohon yang tidak terlalu tinggi dan menghasilkan buah di umur 3 tahun setelah tanam. Namun, bila dibandingkan dengan Kelapa Dalam ukuran buahnya lebih kecil. Sedangkan Kelapa Hibrida sendiri morfologinya tidak jauh dari jenis Kelapa Genjah, tapi memiliki produktivitas yang tinggi yakni dapat mencapai 140 butir/pohon dalam setahun. Kelapa kopyor termasuk jenis Kelapa Hibrida.

 

Kopyor adalah kelainan genetik pada buah kelapa yang berupa daging buah yang empuk atau terlepas dari tempurungnya, jumlah air kelapa sedikit dan aroma khas yang berbeda dari kelapa biasa. Buah kelapa kopyor sangat disukai karena rasanya yang menyegarkan bila disajikan sebagai minuman. Jika dibandingkan dengan kelapa biasa, harga jualnya jauh lebih tinggi dapat mencapai lima kali lipatnya. Dengan teknik kultur jaringan, dapat menghasilkan bibit kelapa yang buahnya kopyor mencapai diatas 90%. 

 

Profesor Sisunandar adalah seorang dosen Biologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang berhasil mengembangkan inovasi pohon kelapa yang seluruh buahnya kopyor dengan memanfaatkan bioteknologi pada pembuatan bibit kultur jaringan, sehingga beliaupun dijuluki Profesor Kopyor Indonesia. Profesor Sisunandar memiliki kebun produksi kelapa kopyor seluas 10 hektar untuk keperluan pembuatan bibit kelapa juga daging buahnya yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Menurut beliau, perawatan pohon kelapa kopyor ini harus intensif supaya menghasilkan buah normal dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

 

Sebagai contoh, bila kekurangan unsur hara Kalium, maka bentuk buah akan lonjong sehingga bila dibelah akan kopong alias tidak menghasilkan daging buah. Untuk pohon yang berumur diatas 4 tahun yang akan terus menerus berbuah, maka jumlah dosis pupuk yang diberikan 3kg/pohon tiap bulan. Cara aplikasi pupuknya ditaburkan melingkar dibawah tajuk pohon. Selain kebutuhan pupuk yang harus cukup, kebutuhan air dan cahaya matahari juga harus terpenuhi. Buah kelapa kopyor dapat dipanen setelah berumur 10 bulan sejak bunga mekar. Dengan jumlah daun yang dimiliki minimal 25-30 daun, maka potensi hasil panen yang optimal pun dapat terjaga. Dengan harga jual yang tinggi berkisar 25ribu – 40ribu per butir tentunya berkebun kelapa kopyor sangatlah menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi. 

 

 

*Untuk melihat program pemupukan tanaman bisa cek website kami atau download Apps Petani Cerdas di Google Playstore.

Berita Lainnya