Eksotisme Perkebunan Kopi di Tanah Priangan

September 14, 2022
Eksotisme Perkebunan Kopi di Tanah Priangan

Bicara kopi, Indonesia sangat terkenal sebagai surganya kopi dunia. Beberapa wilayah di Indonesia, berpotensi menghasilkan kopi yang bercita rasa khas. Sebut saja, Sumatera Utara. Ada kopi Sidikalang, kopi Lintong, dan masih banyak lainnya.

 

Melipir ke arah utaranya, ada Aceh yang terkenal dengan kopi gayo. Di Jawa sendiri, ada varian kopi yang dihasilkan daerah-daerah produsen kopi. Mari kita mampir ke Tanah Priangan (atau yang lebih dikenal dengan Jawa Barat).

 

Priangan, dalam bahasa Belanda juga disebut dengan Preanger, adalah wilayah bergunung-gunung di bagian barat selatan pulau Jawa. Konon menurut legenda sunda, Tanah Priangan tercipta ketika para dewa tersenyum dan mencurahkan semua berkah dan restunya. Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam bumi Priangan yang subur dan makmur.

 

Wilayah yang tercakup di Priangan ini, ada Ciwidey. Dimana di dataran tinggi inilah, lahir dan besar sosok petani wanita tangguh, Ibu Iis Sri Mulyati. Sumber pendapatannya tak hanya dari perkebunan kopi, juga dari kafe kopi yang dibangun juga di Ciwidey.

 

Ibu Iis sendiri merupakan generasi ketiga yang mengurus perkebunan kopi di kawasan Ciwidey. Tak heran jiwa bertaninya tinggi, sehingga bisa membangun usaha budidaya kopi yang fokus pada tahun 2007 seorang diri. Mulai dari penanaman, perawatan, panen hingga penjualan.

 

Keunggulan dari kopi dari Ciwidey terletak pada rasanya yang manis, lebih dari kopi di wilayah lainnya, selain itu memiliki bodi yang soft, sehingga ketika di mix atau di blend dengan kopi lainnya bisa masuk, menyatu rasanya serta aromanya.

 

"Kopi Ciwidey punya rasa serta aroma yang unik, jika proses yang dilakukan tepat, maka akan mengeluarkan aroma buah-buahan. Sama halnya dengan kopi di wilayah lain. Hakikatnya, semua jenis kopi dari setiap sudut daerah di Nusantara ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, selama diproses dengan baik dan benar," ucapnya.

 

Sambung Ibu Iis, rasa atau aroma khas yang keluar dari kopi itu selain berasal dari jenis kopi itu sendiri, umumnya berasal dari prosesnya.

 

Kopi yang diproses fermentasi, akan berbeda aromanya dengan kopi yang tidak di proses fermentasi. Begitu juga dengan lamanya proses fermentasi. Semakin lama fermentasi yang dilakukan, maka semakin keluar rasa dan aroma yang unik.

 

Bisnis Kopi

 

Setelah merasakan bertahun-tahun di bidang pertanian, Ibu Iis menilai usaha perkopian sangat menguntungkan bagi petani. Sebab, kopi bisa menjadi sumber pendapatan, selain dari tanaman sayuran.

 

 

Dari situ, Ibu Iis yang semula seorang diri menekuni usaha kopi, lama kelamaan mengajak kerjasama dengan masyarakat sekitar untuk ikut budidaya kopi lebih intensif. Petani kopi di Ciwidey, kebanyakan bertanam kopi jenis arabica.

 

Kini dirinya pun disibuki dengan memberdayakan masyarakat sekitar yang bertanam kopi, agar hasil panen kopinya bisa maksimal baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

 

Kesibukan lain Ibu Iis, menjadi seorang supplayer eksportir kopi. Dalam setiap tahunnya atau per musim panen kopi, Ibu Iis membutuhkan kurang lebih 500 Ton untuk di kirim ke buyer atau supplyer kopi.

 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Ibu Iis tak hanya mengambil kopi dari daerah sekitaran Ciwidey, juga mengambil kopi di wilayah di Tanah Priangan, seperti Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Garut.

 

Budidaya Kopi

 

Dalam hal menjaga kualitas kopi yang dihasilkan, ada beberapa hal yang diperhatikan oleh Ibu Iis. Di antaranya pemilihan varietas, pengolahan lahan, pengendalian hama, dan pemupukan.

 

"Pemilihan pupuk yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas kopi yang dihasilkan. Kualitas kopi itu sendiri dilihat dari bentukan, yang harus sempurna dan dari rasa serta aroma harus spesial atau memiliki rasa yang unik dan khas. Bobot atau densitinya pun harus besar, 1 liter harus di atas 600 gr. Kalau di bawah itu artinya berat jenisnya kurang, hal itu akan mengakibatkan rasa atau aroma pun kurang maksimal," jelas Ibu Iis yang kini berusia 45 tahun.

 

Dalam budidaya ini, Ibu Iis juga memperhatikan cara pemangkasan atau pruning. Fungsinya agar nutrisi yang diberikan ke tanaman fokus ke pembesaran biji kopi. Juga, memudahkan panen. Biasanya, pemangkasan ini dilakukan saat tinggi tanaman mencapai 160 cm.

 

"Cara panen pun harus tepat untuk menentukan kualitas kopi itu sendiri. Panen kopi itu satu-satu atau jangan di rorod, petik yang warna merahnya saja, yang warna kuning dan hijau ditinggal," ujarnya.

 

 

Pengolahan Kopi

 

Paling akhir yang menentukan kualitas, menurut Ibu Iis berada di pengolahan atau processing kopi, yang terbagi menjadi 4.

 

Pertama, proses semi wash. "Setelah dipetik, kulit terluar ceri kopi dikupas dengan menggunakan pulper dan dikeringkan sebentar," lugasnya.

 

Kemudian, kopi tersebut selama satu malam untuk proses fermentasi dan menghilangkan lendir yang masih menempel. Setelah itu, kopi dicuci bersih sampai lendirnya hilang dan dijemur sampai setengah kering.

 

Kedua, proses full wash. Biji kopi yang sudah dipetik masuk ke dalam proses pemisahan (sortasi). Kemudian, dilakukan pengupasan menggunakan mesin pulper dengan bantuan air (pulping). Dan, dilakukan perendaman dalam air selama kurang lebih 12 jam. Setelah itu dilakukan penjemuran agar tercapai kadar pada biji sebanyak 12% saja.

 

Ketiga, proses honey. Proses dilakukan saat sudah perambangan (pencucian) langsung di pulper, yang langsung dijemur. Tanpa fermentasi dan menghilangkan lendir. Sehingga, saat kering ada rasa madu-madunya.

 

Keempat, proses natural. Yaitu, pengolahan kopi tanpa melibatkan mesin ataupun air. Pemilihan kualitas kopi bisa melalui proses pengeringan atau menggunakan sistem penjemuran sinar matahari langsung.

 

Sungguh sangat potensial ternyata budidaya kopi. Semakin lama penulis semakin sadar ternyata ada banyak potensi pertanian di Indonesia. Sayang sekali rasanya, jika putra putri Indonesia sebagai penerus bangsa tidak ikut memajukan pertanian di Indonesia.

 

Semoga pertanian di Indonesia, khususnya dunia perkopian semakin sukses dan menembus pasar mancanegara. Salam kopi dari Ciwidey, mutiara hitam yang bersensasi eksotis. Terima kasih.

Berita Lainnya