Pre Nursery Berkualitas, Panen Sawit Melimpah! Ini Tips dan Trik Perawatannya!
October 15, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Pemeliharaan pembibitan kelapa sawit di tahap pre nursery berdampak besar untuk menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang siap tanam saat lahan sudah siap diolah. Intinya, proses ini bertujuan supaya bibit yang dihasilkan sudah matang dari segi umur dan kualitas, serta menggunakan kecambah dan bibit yang resmi, bersertifikat, sehingga produksi kelapa sawit bisa lebih maksimal. Pernahkah terpikir bagaimana proses pembibitan yang tepat ini bisa menentukan keberhasilan kebun kelapa sawit di masa depan?
Dalam pembibitan kelapa sawit, dikenal dua cara yang sering digunakan, yaitu pembibitan satu tahap dan dua tahap. Pada pembibitan satu tahap, kecambah langsung ditanam di pembibitan utama (main nursery) tanpa lewat persemaian awal, sehingga prosesnya lebih sederhana dan cepat. Sedangkan pembibitan dua tahap dimulai dengan penyemaian kecambah terlebih dahulu (pre nursery), lalu bibit dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery) supaya pertumbuhannya semakin optimal. Metode ini dipilih sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan.
Pemilihan lokasi pembibitan juga sangat penting. Tempat terbaik adalah yang strategis, rata, dan terbuka, serta aman dari risiko bencana seperti banjir atau longsor. Selain itu, dekat dengan sumber air permanen sangat membantu agar kebutuhan untuk penyiraman mudah terpenuhi. Tempat yang aman dari gangguan hewan liar dan mudah diakses lewat jalan raya tentu juga akan memudahkan operasional pembibitan dan distribusi bibit nantinya.
Sebelum menanam bibit, area persemaian harus dibersihkan dari gulma dan kotoran, lalu dibuat naungan permanen menggunakan paranet dengan tingkat naungan sekitar 30%, dan ketinggian sekitar 2 meter dari tanah. Kalau ingin coba menggunakan cara tradisional, pelepah daun kelapa sawit juga bisa dipakai sebagai naungan untuk menjaga kelembaban dan melindungi bibit dari matahari langsung. Fungsi naungan ini penting supaya bibit bisa tumbuh optimal dengan sinar matahari yang pas.
Baby bag yang dipakai untuk pre nursery memiliki ukuran standar 15 cm x 20 cm dengan ketebalan 0,1 mm serta sudah diberi lubang untuk drainase air. Media tanam yang dipilih sebaiknya tanah lapisan atas yang gembur, subur, bebas dari penyakit dan jamur seperti Ganoderma, serta bersih dari sampah. Tanah sebelum dipakai diayak dan dicampur dengan pupuk MerokeROCK (rock phosphate) sebanyak 500 gram per 100 kilogram tanah. Jika tanah kurang gembur, bisa dicampur pasir dengan perbandingan 3:1. Setelah pencampuran, tanah perlu didiamkan selama satu bulan agar kondisi sudah stabil saat digunakan.
Setelah baby bag diisi tanah, susun dengan rapi dalam bedengan berukuran 1,2 meter x 10 meter yang bisa menampung sekitar 1000 bibit. Bedengan ini diberi pagar kayu agar baby bag tidak mudah roboh, dan di antara bedengan disisakan jalan selebar 0,5 meter supaya kita dapat dengan mudah berjalan dan merawat bibit. Tiap bedengan dilengkapi papan nama yang memuat nomor kategori bibit, jumlah, serta tanggal persemaian agar pengaturan dan pengawasan bibit berlangsung rapi.
Sebelum kecambah ditanam, baby bag harus sudah disiapkan minimal seminggu sebelumnya agar tanah dalam baby bag sudah cukup stabil. Permukaan tanah dirapikan dan disiram supaya bibit mendapat kondisi terbaik saat penanaman. Baby bag harus disusun tegak lurus agar penataan rapi dan mudah dalam pemeliharaan. Pastikan bibir baby bag tidak terlipat ke dalam dan permukaan tanah diratakan dengan baik supaya akar dapat tumbuh tanpa hambatan.
Kecambah kelapa sawit harus segera ditanam agar kualitasnya tetap terjaga dan tidak menurun. Kecambah disimpan dalam kondisi sejuk, lembab, dan terlindung dari sinar matahari langsung. Jika harus menunggu, masa simpan tidak boleh lebih dari lima hari. Jumlah dan jenis kecambah juga perlu diperiksa dengan teliti supaya tidak salah tanam atau campur jenis. Apakah ada yang pernah mengalami kesulitan menjaga kualitas kecambah saat penyimpanan?
Saat penanaman, kantong kecambah dibuka dan disemprot dengan air untuk menjaga kelembaban. Lubang tanam dibuat sedalam 2 cm, dengan posisi akar menghadap ke bawah dan daun tertanam sekitar 1 cm di bawah permukaan tanah. Setelah tetes tanah ditutup dan diratakan, jangan terlalu ditekan agar tanah tetap gembur dan akar mudah berkembang. Setelah semua kecambah tertanam, penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab dan menunjang pertumbuhan awal.
Untuk merawat bibit, penyiraman dua kali sehari penting agar kelembaban terjaga dan pertumbuhan tidak terganggu. Gulma juga harus dibersihkan secara manual agar tidak bersaing dengan bibit untuk mendapatkan nutrisi dan tempat tumbuh. Masalah penyakit seperti helminthosporium, antracnose blast, dan busuk pucuk sering muncul, sehingga melakukan pengendalian secara rutin sangat disarankan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Bibit yang terlihat sangat terserang harus segera dipisahkan agar tidak menularkan ke bibit lain. Begitu juga dengan hama seperti ulat tanah, jangkrik, keong, semut, belalang, dan ulat penggerek daun. Seleksi bibit pada umur 3-4 bulan juga wajib dilakukan untuk memilah bibit yang sehat dari yang abnormal. Sebanyak 5-10% bibit yang tumbuh kurang baik atau abnormal dipisahkan pula agar tidak terbawa ke tahap berikutnya. Bibit sehat biasanya memiliki 3 sampai 4 daun dengan warna hijau cerah sebagai tanda pertumbuhan optimal.
Program pemupukan mulai dijalankan pada minggu ke-4 hingga minggu ke-12 untuk menjamin bibit tumbuh dengan akar kuat dan daun yang sehat. Dua jenis pupuk khas yang digunakan yaitu NPK Mutiara 16-16-16 dengan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium, serta KARATE PLUS BORONI yang mengandung boron sebagai unsur mikro penting untuk pembentukan akar dan daun lebih berkualitas. Pupuk ini diaplikasikan dengan cara dikocor, yakni larutan pupuk dalam 200 liter air disiramkan merata ke 1000 bibit dalam area pembibitan.
Jadwal pemberian pupuk dilakukan secara bergantian agar nutrisi terserap dengan seimbang. Pada minggu ke-4 KARATE PLUS BORONI diberikan sebanyak 1 kg, minggu ke-5 dilanjutkan dengan 1 kg NPK Mutiara 16-16-16. Minggu ke-6 kembali diberikan KARATE PLUS BORONI 2 kg, minggu ke-7 NPK Mutiara 16-16-16 2 kg, minggu ke-8 KARATE PLUS BORONI 2 kg, minggu ke-9 NPK Mutiara 16-16-16 5 kg, minggu ke-10 KARATE PLUS BORONI 5 kg, minggu ke-11 NPK Mutiara 16-16-16 5 kg, dan minggu ke-12 penutupan dengan KARATE PLUS BORONI 5 kg. Jadi, totalnya digunakan sekitar 13 kg pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan 15 kg KARATE PLUS BORONI selama masa pembibitan.
Dengan pola pemupukan yang teratur seperti ini, bibit kelapa sawit akan mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, baik unsur makro maupun mikro. Hasilnya, pertumbuhan jadi lebih cepat, akar lebih kuat menancap, daun tampak hijau segar, serta bibit lebih tahan terhadap stres lingkungan sebelum siap dipindahkan ke lahan tanaman utama. Pemeliharaan pembibitan yang konsisten dan tepat tentu akan jadi kunci keberhasilan kebun kelapa sawit yang produktif dan tahan lama.
**Untuk melihat program pemupukan tanaman, download Apps Petani Cerdas di Google Playstore dan Apple App Store.
Artikel Lainnya
October 01, 2025