Boron: Mikronutrien Kunci Penentu Keberhasilan Pembungaan dan Kualitas Buah
Abstrak
Boron (B) merupakan mikronutrien esensial yang memegang peranan vital dan krusial dalam siklus hidup tanaman, khususnya pada fase reproduksi. Artikel ini membahas secara komprehensif mekanisme Boron dalam menentukan keberhasilan pembungaan dan pembentukan buah. Boron diserap sebagai asam borat dan diangkut melalui xilem, dengan isu mobilitas yang menuntut manajemen aplikasi strategis. Di tingkat seluler, Boron menjaga integritas dinding sel dan secara langsung memfasilitasi penyerbukan melalui dukungan pertumbuhan tabung serbuk sari. Defisiensi Boron merupakan masalah nutrisi terluas kedua secara global yang mengganggu penyerbukan dan menurunkan hasil. Berbagai studi, menunjukkan bahwa dosis Boron yang tepat mampu meningkatkan massa buah, kualitas nutrisi pascapanen, serta mitigasi gangguan fisiologis.
Kata kunci: Boron, Mikronutrien, Penyerbukan, Dinding Sel, Pembentukan Buah, Kualitas Buah.
Pembahasan
Pentingnya Boron, Isu Defisiensi, dan Mekanisme Penyerapan
Boron termasuk dalam delapan unsur hara mikro yang mutlak diperlukan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya pada tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Meskipun diperlukan dalam jumlah kecil, Boron memiliki peran struktural utama karena mayoritas (>90%) Boron dalam tanaman terintegrasi dalam dinding sel, memberikan kekuatan mekanis dan fungsional (Thakur et al., 2023). Pentingnya Boron didukung fakta bahwa defisiensi Boron merupakan defisiensi nutrisi terluas kedua di seluruh dunia yang dapat menurunkan produktivitas secara signifikan.
Proses fisiologis Boron dimulai dari penyerapan di akar. Boron diserap dari larutan tanah dalam bentuk asam borat H3BO3 yang tidak bermuatan. Penyerapan ini dapat terjadi melalui mekanisme difusi pasif mengikuti aliran transpirasi dari lingkungan konsentrasi tinggi ke rendah. Namun, pada beberapa spesies, penyerapan difasilitasi oleh protein transporter spesifik, memungkinkan pengambilan yang lebih efisien bahkan pada konsentrasi Boron yang rendah di tanah. Setelah diserap, Boron diangkut melalui jaringan xilem menuju tajuk tanaman. Sifat Boron yang cenderung tidak mudah bergerak (immobile) di sebagian besar tanaman menjadi tantangan utama dalam manajemen nutrisi. Ketidakmampuan Boron untuk dipindahkan dari daun tua ke organ yang tumbuh aktif, seperti bunga dan buah muda, menuntut agar aplikasi Boron dilakukan secara strategis, terutama pada fase kritis pra-pembungaan, guna memastikan pasokan yang berkelanjutan (Thakur et al., 2023).
Peran Kritis Boron dalam Proses Reproduksi Tanaman
Peran Boron mencapai puncaknya pada fase reproduksi, di mana ia menjadi elemen penentu keberhasilan panen. Boron adalah kunci untuk integritas struktural dan fungsi seluler yang mendukung keberhasilan penyerbukan. Defisiensi Boron akan secara langsung mengganggu proses penyerbukan karena Boron sangat diperlukan untuk perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan tabung serbuk sari (pollen tube growth) yang cepat dan utuh. Tabung serbuk sari yang gagal tumbuh akibat kekurangan Boron akan menyebabkan kegagalan pembuahan dan, konsekuensinya, penurunan signifikan pada pembentukan buah (fruit set) dan hasil panen (Thakur et al., 2023). Kadar Boron yang memadai dalam putik bunga telah terbukti meningkatkan laju perkecambahan serbuk sari dan mendorong pertumbuhan tabung serbuk sari (Hapuarachchi et al., 2022). Selain itu, Boron juga turut serta dalam memengaruhi pembentukan buah awal dan membantu mengurangi fenomena gugur buah prematur (premature fruit abscission).
Dampak Boron pada Kualitas Buah dan Hasil Panen
Aplikasi Boron yang diatur pada dosis yang tepat terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil dan kualitas buah, khususnya tanaman hortikultura. Boron merupakan elemen kunci dalam memengaruhi sifat fisik dan kimia buah, bahkan terlibat dalam partisi nutrisi serta pergerakan Kalsium (Ca) seperti yang diteliti pada tomat (Gholamnejad et al., 2022). Pada tanaman alpukat menunjukkan bahwa aplikasi Boron pada dosis yang direkomendasikan secara nyata meningkatkan hasil dan kualitas buah. Dosis 15 g Boron per pohon terbukti meningkatkan massa buah hingga 5% diameter buah hingga 2%, massa daging buah hingga 9%, dan konsentrasi Boron daging buah hingga 55%. Bahkan, Boron ditemukan berdampak positif pada kualitas nutrisi, ditunjukkan dengan peningkatan kelimpahan relatif total asam lemak tak jenuh dalam daging buah alpukat (Hapuarachchi et al., 2022).
Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa Boron memiliki batas toleransi yang sempit. Studi yang sama memperingatkan bahwa aplikasi dosis Boron yang terlalu tinggi 30 g per pohon) justru menyebabkan toksisitas, yang menyebabkan pengurangan pembentukan buah hingga 56% dan penurunan hasil akhir hingga 25% (Hapuarachchi et al., 2022). Oleh karena itu, manajemen nutrisi Boron harus dilakukan secara cermat dengan menghindari defisiensi maupun toksisitas guna memastikan aplikasi Boron yang tepat waktu dan dosis yang akurat untuk produksi buah yang optimal dan berkualitas.
Daftar Pustaka
- Gholamnejad, S., Haghighi, M., Etemadi, N., & Pessarakli, M. (2022). Effects of boron on nutrient partitioning, Ca movement, and fruit quality of tomatoes. Journal of Plant Nutrition.
- Hapuarachchi, N.S., Kämper, W., Wallace, H.M., Hosseini Bai, S., Ogbourne, S.M., Nichols, J., & Trueman, S.J. (2022). Boron Effects on Fruit Set, Yield, Quality and Paternity of Hass Avocado. Agronomy.
- Thakur, S., Sinha, A., & Bag, A. G. (2023). Boron- A Critical Element for Fruit Nutrition. Communications in Soil Science and Plant Analysis.
- Álvarez-Herrera, J.G., Jaime-Guerrero, M., & Fischer, G. (2025). The Effect of Boron on Fruit Quality: A Review. Horticulturae.






