Anton Soepriyono, Ex TKI yang Beralih Jadi Influencer Pertanian Modern

May 17, 2023
Anton Soepriyono, Ex TKI yang Beralih Jadi Influencer Pertanian Modern

 

“Kebanyakan anak muda sekarang belum tahu teknologi pertanian, karena melihat pertanian sudah males. Kesannya kotor, pegang-pegang pupuk kandang. Karena itulah, saya beralih profesi jadi petani, tujuannya untuk menunjukkan bahwa pertanian itu bisa bersih,” kata Anton Soepryono yang pernah bekerja di Malaysia (Cameron Highland).

 

Mengenal Pertanian Modern

 

Di Malaysia, Anton yang merupakan lulusan STM Muhamadiah Ajibarang Jurusan Mekanik Umum ini mengadu nasib di sebuah perusahaan pertanian di Pahang. Sebelumnya, Anton pernah gagal usaha otomotif dan perbengkelan.

 

"Dari perusahaan itulah, saya mengenal sistem hidroponik irigasi tetes, NFT, belajar meracik nutrisi hidroponik. Hingga belajar bermacam-macam pola budidaya tanaman dengan konsep hidroponik," ujar Anton.

 

Selama bekerja di Negeri Jiran tersebut, Anton pelan-pelan membandingkan dan menganalisa konsep pertanian di Malaysia dan Indonesia. Anton pun menyimpulkan bahwa pertanian hidroponik di Indonesia saat itu masih tertinggal.

 

"Saya akhirnya berinisiatif mengenalkan konsep pertanian modern, terutama hidroponik di Indonesia. Khususnya, di tanah kelahiran saya di Banyumas," sambungnya.

 

Balik ke Indonesia untuk Mengembangkan Hidroponik Pada 2016, Anton memutuskan pulang ke Indonesia untuk merintis usaha budidaya hidroponik sesuai dengan resolusi hidup yang sudah dibuatnya.

 

"Awalnya itu berat, saya sangat kesulitan untuk menerapkan sistem hidroponik di sini. Maklum, tahun 2016 belum seperti era saat ini, hidroponik termasuk jarang dan masih belum berkembang di Indonesia," lanjut Anton yang merintis usaha ini mulanya bekerjasama dengan salah satu rekannya di Bandungan.

 

Setelah dari Bandungan kemudian bergerak ke Bali untuk proyek pertama-nya di Indonesia. Proyek pertamanya ini diisi berbagai macam tanaman, seperti lettuce, paprika, tomat dan melon.

 

Kini, sudah lebih 7 tahun Anton mengembangkan hidroponik di Indonesia. Sudah banyak mitra serta jaringan yang dibangun, mulai dari Jakarta, Cikampek, Banyumas, Bandung, Bali serta beberapa daerah lainnya.

 

Usaha Budidaya Melon Premium  

 

Saat ini proyek yang banyak dikerjakan Anton adalah melon premium. Permintaan pembuatan greenhouse dan permintaan pasar melon premium sangat tinggi di Indonesia. Jenis melon ditanam di antaranya chamoe, inthanone, golden aroma, fujisawa dan  banyak melon premium lainnya.

 

"Setelah era pandemi, justru permintaan semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan makanan sehat, bergizi serta enak. Juga dipengaruhi tren media sosial. Melon hidroponik dianggap lebih sehat karena minimal penggunaan pestisida, juga rasanya yang tentunya lebih enak dari melon konvensional," papar Anton.

 

Untuk diketahui, melon yang dibudidayakan hidroponik pada umumnya tingkat kemanisan atau brix kisaran 14-15. Sementara, melon konvensional biasanya hanya 10-13.  

 

Dalam pemasaran melon premium yang diproduksinya, tidak sesulit saat pertama kali pengembangan usaha budidayanya. Kini, banyak pasar, supermarket dan toko buah yang menjual melon premium.

 

"Harga melon premium konsumen sudah mulai sadar, sehingga sudah terbentuk segmentasi pasar tersendiri khusus melon premium. Permintaan melon premium yang terus meningkat ini bisa jadi peluang bagi anak-anak muda untuk mengembangkan dan membudidayakan," Sambung Anton.

 

Anton merasa bangga dengan tren hidroponik yang positif. Di desa-desa terpelosok dan terpencil sudah terlihat beberapa petani muda yang membudidayakan sistem hidroponik, baik tanaman daun maupun buah-buahan.

 

Sistem Irigasi Tetes  

 

Saat ini kebanyakan saya dan mitra bertanam melon dengan sistem irigasi tetes atau drip irrigation sebab dinilainya banyak keunggulan. Yaitu, lebih efektif dan efisien dalam penggunaan nutrisi tanaman. Media tanamnya, menggunakan cocopeat yang banyak di wilayah proyeknya.

 

"Pertumbuhan tanaman di greenhouse dengan irigasi tetes ini sangat optimal. Karena lebih presisi dalam mengatur kebutuhan nutrisi setiap fase pertumbuhannya," ujar Anton yang mengaplikasikan pupuk-pupuk watersoluble grade dari PT Meroke Tetap Jaya.

 

Menurut Anton, syarat pupuk yang tepat sebagai bahan dasar AB Mix adalah kemurnian dan kelarutannya yang sangat baik.

 

"Masing-masing tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Jadi tidak bisa disamakan racikannya. Untuk tanaman melon, nutrisinya menyesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. Fase vegetatif, generatif dan pembesaran/pengoptimalan buah. Dengan demikian tanaman bisa tumbuh secara bagus dari sisi kualitas dan kuantitasnya," jelas Anton.

Berita Lainnya