Asian Games 2018, Bangkitkan Semangat Anak Muda Indonesia untuk Berprestasi

September 26, 2018
Asian Games 2018, Bangkitkan Semangat Anak Muda Indonesia untuk Berprestasi

Indonesia tahun ini menjadi tuan rumah kedua kalinya untuk perhelatan olahraga terbesar di Asia, yaitu Asian Games 2018. Perhelatan pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1962 silam. Momentum menjadi tuan rumah pada tahun ini, membuat para atlet Indonesia lebih semangat membangkitkan kembali prestasi olahraga Indonesia di mata dunia.

 

Para atlet Indonesia menyumbangkan 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu. Indonesia berhasil menduduki peringkat keempat di dalam klasemen akhir perolehan medali, dengan total sebanyak 98 keping medali yang berhasil diraih selama dua minggu perhelatan berlangsung. Pencapaian ini merupakan pencapaian terbesar sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia dalam ajang Asian Games. 

 

Salah satu atlet yang banyak menjadi sorotan media adalah Jonatan Christie atau biasa dipanggil Jojo. Ayahnya memperkenalkan olahraga bulu tangkis sejak usia Jojo menginjak 6 tahun. Di usianya yang masih sangat muda, Jojo sudah menekuni cabang olahraga bulu tangkis. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Perjuangan pria kelahiran Jakarta, 15 September 1997 silam ini berbuah manis di Asian Games 2018 dengan memperoleh medali emas ke 23 untuk Indonesia.

 

Pencapaian Jojo tersebut tidak lepas dari kerja keras, konsistensi, fokus, passion, ambisi, dan tentunya semangat untuk membangkitkan prestasi olahraga Indonesia setelah sekian lama 'tertidur'. Dan, kemenangan Jojo ini mempertahankan konsistensi prestasi Indonesia dalam olahraga bulu tangkis. Cabang yang sudah berulang kali menyumbang medali emas untuk Indonesia pada perhelatan Asian Games sebelumnya.

 

Semangat Jojo dalam Asian Games 2018 bisa ditularkan dalam sektor pertanian Indonesia. Sektor yang membutuhkan jiwa dan semangat dari kaum muda untuk mempertahankan konsistensi pertanian yang berkelanjutan. Keterlibatan kaum muda dinilai, mampu menjadi salah satu pondasi untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

 

Dosen Institut Pertanian Bogor, Dr Bayu Krishnamurti, dikutip dari suara.com mengatakan profesi petani merupakan profesi yang sangat menguntungkan di tengah lonjakan penduduk di Indonesia.

 

"Ketika penduduk bertambah, maka kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat. Lalu siapa yang mau menyediakan kalau bukan petani. Itu sebabnya saya bilang jadi petani itu keren dan kaya raya," ujar Bayu.

 

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi petani adalah profesi yang menjanjikan untuk saat ini dan masa depan. Sebab, bertani di era sekarang tidaklah serumit era dulu. Tidak memiliki lahan bukanlah kendala, kita bisa memulai dari tanaman pekarangan dengan modal yang tidak terlalu besar, dan jika memiliki modal yang cukup, bisa memulai dengan mencoba sistem hidroponik yang memiliki sejumlah keunggulan, seperti tanpa tanah, bebas gulma, minim jumlah pekerja, dan efisien dalam penggunaan air serta pupuk. Sistem ini diprediksi menjadi solusi tepat untuk permasalahan keterbatasan lahan.

 

PT Meroke Tetap Jaya berharap kebangkitan prestasi atlet Indonesia di Asian Games 2018 ini bisa ditiru oleh kaum muda Indonesia untuk lebih berprestasi, bukan hanya di bidang olahraga, tapi juga di sektor pertanian. Sebab, pertanian adalah salah satu roh dan nadi bagi perekonomian Indonesia. Melalui tulisan ini, PT Meroke Tetap Jaya ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan kontingen Indonesia atas pencapaian hasil yang fantastis pada ajang Asian Games ke 18 ini.

Berita Lainnya