Pesona Durian Lokal Jepara, Menarik Penikmat Si Raja Buah

August 22, 2024 | Penulis: Mas'ul Hadi
Pesona Durian Lokal Jepara, Menarik Penikmat Si Raja Buah

 

Siapa tak kenal dengan kota Jepara? Selain terkenal karena usaha kerajinan ukiran kayunya, ternyata Jepara juga banyak menyimpan keragaman plasma nutfah buah durian. Kondisi geografis Jepara memang terbilang unik. Wilayahnya masuk ke golongan dataran rendah hingga menengah yang cukup air, cukup sinar matahari, serta dekat dengan pantai. Di area seperti ini, durian dapat tumbuh dengan baik karena laju fotosintesis optimal. Ditambah dengan kedekatan dengan pantai, otomatis ketersediaan mineralnya juga lebih lengkap dan kompleks, yang bisa membuat rasa buah duriannya lebih legit dan pahit. Selain itu, performa warna daging buahnya juga lebih ngejreng mendekati oranye. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Isnul Abdi, seorang pemuda milenial yang bertempat tinggal di Pakisaji, Jepara.

 

Isnul Abdi secara tak sengaja terjun ke usaha yang berkaitan dengan si raja buah ini. Pada mulanya, Isnul yang sebetulnya kurang suka akan buah durian, bergelut di bidang elektronik dengan membuka counter handphone. Kemudian, ia bertemu dengan para penggiat durian yang terus membimbing dan memberikan semangat untuk menekuni serta menyediakan durian lokal Jepara yang enak. Dari sinilah akhirnya Isnul berganti haluan mata pencahariannya sebagai pengepul buah durian. Seiring berjalannya waktu, pengetahuan Isnul tentang buah berduri ini semakin meningkat, sehingga ia bisa memberikan edukasi kepada pemilik pohon durian yang enak di Jepara untuk intensif melakukan praktik budidaya yang baik supaya buah yang dihasilkan bisa optimal.

 

 

 

Setelah nama tenar durian Petruk asal Jepara kian redup karena sulit sekali menemukan durian Petruk yang asli akibat pohon induknya telah mati, kini bermunculan durian lokal unggul asal kota ukir ini. Beberapa diantaranya adalah durian Merica, durian Mentega, durian Santen, dan durian Nenek. Dari kesemuanya, sementara yang paling top adalah durian Nenek, yang tumbuh di desa Beringin, Kecamatan Batealit. Rasa durian Nenek ini tergolong premium: manis, legit, lembut, dan sedikit pahit. Layak menggantikan durian Petruk yang melegenda. Durian Nenek milik Warsiti berumur di atas 80 tahun dan berbuah sekitar 200 butir tiap tahunnya. Durio zibethinus itu disebut durian Nenek karena daging buahnya berkerut-kerut mirip kulit seorang nenek.

 

Bila musim raya panen durian, kedai milik Isnul yang diberi nama Durian D'Petrok ini tiap hari dibanjiri buah durian lokal Jepara pilihan yang unggul. Untuk pemasarannya, sudah merambah ke kota besar seperti Jakarta, Purwokerto, dan Semarang. Bahkan, banyak para konsumen penikmat si raja buah ini langsung datang ke kedai miliknya. Berbagai even seperti lomba dan bazar buah durian kerap dilakukannya guna mendongkrak pamor durian lokal Jepara supaya kembali dikenal masyarakat. Musim buah durian tidak tersedia sepanjang tahun. Untuk melanjutkan roda perekonomian keluarganya, Isnul merambah menjadi pengepul buah lainnya seperti mangga, alpukat, dan matoa. Semoga semakin banyak generasi milenial yang giat menggali potensi agraris di daerahnya dan tentunya dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat sekitarnya.

Berita Lainnya