Menyediakan Bibit Berkualitas: Keberhasilan Usaha Pembibitan Hortikultura di Garut

September 05, 2024 | Penulis: Rizqina Aulia
Menyediakan Bibit Berkualitas: Keberhasilan Usaha Pembibitan Hortikultura di Garut

 

Usaha pembibitan hortikultura di daerah Garut terus berkembang pesat, berkat fokus pada penyediaan bibit berkualitas yang dicari oleh para petani. Bibit yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria penting, yaitu bebas dari penyakit dan hama, memiliki daun yang sehat, batang yang kokoh, serta akar yang subur. Kang Gingin, seorang petani muda yang kini mengelola pembibitan, menjelaskan bahwa saat ini ia mengembangkan berbagai jenis tanaman, termasuk kubis, cabai, terong, dan bawang. 

 

 

 

Meskipun memiliki latar belakang pendidikan di bidang otomotif, Kang Gingin menemukan ketertarikan yang mendalam dalam dunia pertanian. “Awalnya saya coba-coba membantu Pak Haji buat mengembangkan usaha pertanian secara profesional. Tapi lama kelamaan karena sudah mengenal ya ternyata dunia pertanian itu menarik loh, bukan hanya menarik di sisi teknisnya saja tapi dari sisi ekonomisnya pun alhamdulillah menjanjikan” ungkapnya. Motivasi untuk terjun ke dunia pertanian muncul dari keinginan untuk berkontribusi pada sektor yang memiliki permintaan tinggi, terutama dalam penyediaan sayuran dan buah-buahan segar. 

 

 

Proses Pembibitan 

 

Dalam menjalankan usaha pembibitan, pemupukan menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan untuk memastikan kebutuhan nutrisi bibit terpenuhi. Pupuk yang paling banyak digunakan di pembibitan ini adalah NPK Mutiara. “Pemilihan pupuk juga krusial dibibit itu, meskipun masa hidupnya sebentar tetapi dia juga perlu makanan dan nutrisinya” ucap Kang Gingin. Jenis pupuk yang paling banyak di pembibitan ini menggunakan MerokeFOSFAT, MerokeZA,  dan NPK Mutiara 16-16-16. 

 

Proses produksi dimulai dengan pengolahan tanah yang sehat dan bersih dari gumpalan, serta memastikan pH tanah minimal 6,5. “Kondisi tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan bibit. Tanah yang sehat akan mendukung perkembangan akar dan memberikan nutrisi yang diperlukan,” jelasnya. Jarak tanam yang seragam juga menjadi perhatian utama untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Dengan jarak tanam yang konsisten, setiap bibit akan mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan ruang untuk berkembang.

 

Perawatan bibit dilakukan dengan hati-hati dan teratur. Penyiraman harus seimbang, tidak terlalu kering atau terlalu basah, untuk memastikan bibit mendapatkan kelembaban yang tepat. Harus selalu memantau kebutuhan air tanaman secara rutin, karena penyiraman yang tidak tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit. Selain itu, penyemprotan pestisida dilakukan secara terjadwal untuk mencegah penyakit dan hama. “Biasanya kita jadwal satu-satu, tanggal sekian penyemprotannya, sudah terjadwal semua”, kata Kang Gingin.

 

Untuk  bisa mempertahankan kualitas sampai di tangan petani dalam keadaan baik itu ada dibagian packingnya. Packing yang baik juga menjadi tahap akhir yang penting dalam menjaga kualitas bibit. “Kami tidak mempermasalahkan biaya packing, yang terpenting adalah bibit dapat sampai ke tangan petani dalam kondisi baik,” kata Kang Gingin. Proses packing dilakukan dengan cermat, memastikan bahwa setiap bibit terlindungi dan tidak mengalami kerusakan selama pengiriman. Hal ini penting untuk mempertahankan kualitas bibit, sehingga petani dapat menanam bibit yang sehat dan berkualitas.

 

 

Tips Memilih Bibit yang Baik

 

Bagi petani yang ingin memilih bibit yang baik, Kang Gingin memberikan beberapa tips. Pertama, pemilihan varietas harus sesuai dengan daerah dan kondisi lingkungan. “Cocok dan sesuainya di daerahnya apa? dari ketinggian dan dari kelembaban udara”, jelasnya. Selain itu, pastikan untuk memilih bibit dari penyedia yang terpercaya. Jangan mudah terkecoh dengan harga yang murah, karena risiko ketidakberhasilan bibit yang murah bisa sangat besar. Apalagi biaya budidaya untuk satu batang bibit bisa lebih dari Rp1000-Rp2.000, jadi perlu matang-matang dalam memilih bibit. 

 

Memang bibit yang dicari itu yang paling sehat, namun ada beberapa faktor sehingga dapat dikatakan sehat. Pertama, dari daun-daunnya yang harus bebas dari penyakit Phytophthora, Alternaria, dan sebagainya, serta bebas dari hama misalkan virus dan ulat. Kedua, batangnya-batangnya harus kokoh dan besar supaya begitu pindah tanam mudah beradaptasinya. Terakhir, akarnya-akarnya harus banyak dan subur, sehingga dapat menunjang pertumbuhan ketika di lahan. 

 

Dengan perhatian yang mendalam pada proses produksi dan perawatan bibit, usaha pembibitan hortikultura diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi para petani. Kerja sama yang baik antara petani dan penyedia bibit juga menjadi faktor untuk mencapai keberhasilan ini. 

 

Salam  Mutiara. 

Berita Lainnya