Kunjungan Pak Catur ke Kebun Sabda Alam: Optimalisasi Durian Sebagai Komoditas Industri Besar

June 10, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Kunjungan Pak Catur ke Kebun Sabda Alam: Optimalisasi Durian Sebagai Komoditas Industri Besar

 

Pak Catur dan tim dari PT Meroke Tetap Jaya baru-baru ini melakukan kunjungan ke Kebun Sabda Alam di Kabupaten Buleleng, Bali. Kunjungan ini bertujuan untuk observasi kondisi kebun durian, perawatan tanaman, serta efektivitas penggunaan pupuk yang dipakai di kebun tersebut. Selain itu, acara ini menjadi momen tukar pikiran dengan petani durian dari daerah sekitar Buleleng, serta dari Kabupaten Bangli dan Tabanan. Pak Catur membagikan berbagai ilmu penting tentang perawatan durian yang tidak mudah ditemukan dalam buku, menegaskan bahwa pengalaman lapangan adalah guru terbaik dalam dunia pertanian durian.

 

Kebun Sabda Alam merupakan salah satu kebun buah premium di Buleleng yang memiliki berbagai varietas durian unggulan seperti Musang King, Bawor, dan Montong. Kunjungan Pak Catur ke kebun ini memberikan kesempatan bagi para petani untuk belajar langsung tentang teknik perawatan durian yang tepat agar hasil panen maksimal dan kualitas buah terjaga.

 

Dalam perawatan durian, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Musim panen durian Musang King biasanya berlangsung sekitar lima bulan setelah bunga mekar, dan idealnya panen dilakukan saat cuaca cerah tanpa hujan selama minimal lima hari agar buah tidak basah dan kualitasnya tetap baik. Pada musim hujan, penggunaan mulsa plastik pada umur tanaman sekitar 80 hari sangat dianjurkan untuk menjaga perakaran dan menghindari buah menjadi basah atau busuk. Selain itu, drainase yang baik dengan pembuatan parit di kebun sangat penting untuk mengatasi kelebihan air.

 

Pak Catur menjelaskan bahwa proses pengisian buah durian berlangsung sangat cepat, dari ukuran pentil hingga sebesar bola kasti dalam waktu satu hingga dua minggu. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan secara rutin setiap 10 hingga 15 hari sekali. Formula pupuk yang direkomendasikan adalah kombinasi KARATE PLUS BORONI dan NPK Mutiara GROWER. Namun, penggunaan KARATE PLUS BORONI harus dihentikan saat umur buah mencapai 60 hari dan diganti dengan SuburKali BUTIR untuk meningkatkan rasa dan kualitas buah tanpa mengganggu kalsium yang sudah diberikan.

 

Masalah buah durian yang mengkal atau matang tidak merata menjadi perhatian utama dalam kunjungan ini. Pak Catur mengungkapkan bahwa kekurangan kalium merupakan penyebab utama fenomena tersebut, terutama pada varietas Bawor yang banyak ditemukan di seluruh Indonesia. Untuk itu, pemupukan dengan SuburKali BUTIR yang mengandung kalium dan magnesium sulfat sangat dianjurkan agar pengisian buah dan kematangan berjalan sempurna. 

 

Selain kalium, unsur kalsium dan boron juga sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan kualitas buah durian, yang dapat diperoleh melalui penggunaan KARATE PLUS BORONI. Kombinasi pupuk yang mengandung unsur-unsur tersebut harus diberikan sesuai fase pertumbuhan buah agar hasil panen maksimal. Pak Catur juga mengingatkan bahwa faktor iklim seperti intensitas cahaya matahari sulit dikendalikan oleh petani. Oleh karena itu, pemilihan lokasi tanam dan pengaturan jarak antar pohon menjadi sangat penting agar tanaman mendapatkan cukup sinar matahari.

 

Selain perawatan dan pemupukan, pengendalian hama juga menjadi bagian penting dalam budidaya durian. Serangan hama seperti rayap dan ulat dapat menyebabkan kerusakan pada batang dan cabang durian, bahkan menyebabkan penyakit batang yang berpotensi mematikan tanaman. Oleh karena itu, pemangkasan ranting yang tidak produktif dan penyemprotan insektisida secara berkala sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan tanaman durian.

 

Dalam diskusi, Pak Catur juga membahas perbedaan karakteristik durian Bawor dan Montong, serta pentingnya kualitas bibit dan waktu tanam. Ia menjelaskan bahwa durian tipe Thailand seperti Montong biasanya baru menghasilkan buah berkualitas pada jatuhan kedua atau ketiga. Selain itu, pengendalian hama juga harus diperhatikan karena dapat merusak daun dan pucuk tanaman dengan cepat. Untuk pengendalian hama, Pak Catur menyarankan penggunaan bahan aktif seperti abamectin.

 

Pak Catur juga membagikan tips pemupukan tambahan dengan mencampurkan asam amino dan humic acid ke dalam larutan pupuk untuk meningkatkan hasil panen. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan kanopi dan jumlah buah yang diharapkan agar kualitas rasa dan tekstur buah tetap optimal. Ia menegaskan bahwa kualitas buah durian sangat dipengaruhi oleh dosis pupuk yang diberikan. Jika dosis terlalu rendah, kualitas rasa dan tekstur buah bisa menurun. Oleh karena itu, petani harus menyesuaikan dosis pemupukan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi kebun masing-masing agar hasil panen maksimal dan konsisten.

 

Kunjungan ini membuktikan bahwa budidaya durian sebagai komoditas industri besar memerlukan perhatian khusus mulai dari pemilihan lokasi, perawatan tanaman, pemupukan yang tepat, hingga pengendalian hama. Dengan penerapan ilmu yang tepat dan pengalaman lapangan yang terus dikembangkan, petani durian Indonesia diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing durian lokal di pasar nasional maupun internasional.

 

Berita Lainnya